Kandungan Minuman Energi (3)

Melanjutkan bagian pertama dan kedua..

3. Kafein

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Caffeine

Kafein merupakan senyawa berbentuk kristal dan berasa pahit yang umumnya dikandung oleh Kopi. Senyawa serupa Kafein pada Guarana disebut Guaranina, pada Mate disebut Mateina, pada Teh disebut Teina.

Kafein merupakan salah satu zat perangsang sistem syaraf pusat pada manusia, yaitu memiliki efek sementara mengusir rasa kantuk dan mengembalikan kewaspadaan.

Mekanise Kafein mempengaruhi sistem syaraf terletak pada kemampuannya menghambat kerja Adenosina dan membantu terlepasnya hormon Epinefrin di dalam otak. Adenosina adalah senyawa kimia otak yang menimbulkan rasa mengantuk dan menenangkan. Sedangkan hormon Epinefrin ini memiliki fungsi a.l:

  • meningkatkan detak jantung
  • meningkatkan tekanan darah
  • memperlancar penyaluran darah ke otot dengan melebarkan pembuluh darah
  • mengurangi penyaluran darah ke kulit dan organ dalam
  • mendorong aliran sampah cair ataupun padat dari dalam tubuh

Senyawa Kafein mudah lenyap dari otak dibandingkan Alkohol dan Narkotika sehingga Kafein tidak mengganggu fungsi mental manusia. Namun jika konsumsi Kafein dilakukan terus-menerus bisa menyebabkan ketergantungan.

Efek ketergantungan Kafein adalah jika konsumsi Kafein dihentikan tiba-tiba akan terjadi penurunan tekanan darah dan timbulnya sakit kepala, yang jika berlanjut akan terjadi kelelahan dan rasa mengantuk. Ketergantungan ini akan menghilang kurang lebih dalam waktu 1 minggu setelah penghentian konsumsi Kafein.

Sedangkan konsumsi Kafein dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan keracunan. Gejala keracunan Kafein a.l:

  • keresahan
  • kerisauan
  • insomnia
  • rasa gembira berlebihan
  • muka merah
  • kerap kencing (diuresis)
  • masalah pencernaan

Gejala-gejala di atas bisa terjadi walaupun Kafein yang dikonsumsi masih di bawah ambang batas wajar. Jika konsumsi Kafeina per hari melebihi batas normal, bisa terjadi gejala seperti:

  • kejang otot (muscle twitching)
  • kekusutan pikiran dan perkataan
  • gangguan pada denyutan jantung
  • masalah koordinasi gerak tubuh
  • mengakibatkan kepanikan
  • menyebabkan kerisauan.

Beberapa minuman energi menggunakan Kafein untuk menghilangkan rasa mengantuk dan meningkatkan kewaspadaan. Namun untuk mencegah efek ketergantungan dan keracunan Kafein, disarankan membatasi konsumsi maksimum 300 miligram/hari. Jumlah tersebut setara dengan 3 cangkir kopi. Wanita hamil disarankan mengurangi jumlah tersebut atau sama sekali tidak mengkonsumsi Kafein.

Untuk itu silahkan anda cek pada kemasan minuman energi tersebut, berapa jumlah kafein yang terkandung. Usahakan jumlah total kafein yang anda konsumsi -termasuk dari sumber lain seperti kopi, teh, cokelat- di bawah ambang batas yang disarankan. Dengan dosis tepat, Kafein akan memberikan manfaat yang baik bagi tubuh.

Sebagai panduan, berikut kadar Kafein pada beberapa makanan dan minuman:

  • Secangkir kopi: 100 hingga 150 miligram (mg)
  • Secangkir teh: 40 mg
  • Sebatang coklat ukuran sedang: 20-60 mg
  • Sebotol minuman kola berukuran 340 ml: 40-60 mg

4. Ginkgobiloba

(to be continued)

Kandungan Minuman Energi (2)

Melanjutkan sebelumnya..

2. Aspartam

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam

Dalam minuman energi, aspartam digunakan sebagai pemanis pengganti gula, sehingga bisa dikonsumsi penderita diabetes maupun orang yang berdiet rendah kalori.

Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.

Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanin. Fenilalanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak.

Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU). Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim pengolah asam amino fenilalanin menjadi tirosin sehingga menyebabkan fenilalanin tertimbun dalam darah. Kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah berbahaya bagi tubuh karena dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental.

Penyakit ketidakmampuan tubuh mengolah fenilalanin ini diturunkan secara Genetik. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang.

Asam aspartat dan fenilalanin secara alamiah terkandung dalam berbagai makanan berprotein seperti daging, biji-bijian dan juga produk-produk susu. Namun aspartam dapat dibuat secara sintetis di laboratorium.

Penderita fenilketonuria perlu mengontrol asupan fenilalanin yang didapatnya. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanin termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita
fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanin.

3. Kafein

(to be continued)