Pasang Kawat Gigi (4)

Karena pasang kawat gigi tuh komitmen yang panjang (kayak nikah aja yak..) jadi sebisa mungkin dari awal cari dokter yang kita kenal baik. Bisa ortu, sodara atau temen.

Kebetulan dokter yang pasang kawat gigiku bukan kategori di atas tapi masih temen dari temenku. So, lumayan sih ada kedekatan emosional, jadi aku ga sungkan kasih feedback (kata lain dr komplain) ke dokterku.

Dokterku sebenarnya bukan spesialis orto, dia masih belajar (informal/kursus) ke dokter yang sudah spesialis. Hal tsb karena biaya utk pendidikan spesialisnya cukup mahal. Pantesan juga rate/biaya ke dokterku itu relatif lebih murah dari dokter lain. Tapi ada faktor lokasi juga sih krn dokterku praktek di Depok mungkin jadi lebih murah di banding di Jakarta. Untuk perbandingan, di Jakarta 150rb sekali kontrol, di dokterku +/- setengahnya. Karena aku tinggal di Jakarta, sebenarnya ada cost & waktu cukup banyak untuk datang ke klinik dokterku. Namun kalo dihitung dengan frekuensi kontrol yang 2-4 minggu sekali, cukup hemat juga daripada aku kontrol ke dokter di Jakarta yang tarifnya bisa 2x lipat dokterku.

Problemnya adalah kadang hasil perawatan dengan kawat gigi tidak semudah, secepat dan sesuai yang diharapkan. Dalam beberapa kasus, setelah beberapa lama terlihat hasilnya cukup signifikan, namun tiba-tiba terlihat berhenti. Sepertinya gigi tidak berubah lagi formatnya dengan beberapa perawatan yg terakhir yang dilakukan. Sehingga kadang pasien menjadi frustasi dan kecewa.

Jika hal ini terjadi, komunikasikan apa yg kita rasakan kepada dokter, mintalah penjelasan kepada dokter. Ketika memang ada suatu keterbatasan yang dokter tidak mampu lakukan, cobalah minta solusi kepada dokter. Kemungkinan yang paling ekstrim adalah ganti dokter lain. Namun hal ini tidak mudah juga karena umumnya dokter lebih menginginkan perawatan dr awal di dokter yang sama. Dalam beberapa kasus, jika memang disepakati antara dokter dan pasien, dokter bersedia memindahkan pasiennya ke dokter yang lain dengan serah terima diagnosis dan catatan medis perawatan gigi yang dilakukan.

Ohya, aku sampai sekarang masih pakai kawat gigi. So far, gigi tidak terasa sakit lagi kecuali 1-2 hari jika pada saat kontrol dilakukan penarikan gigi dengan menggunakan karet yang memanjang dari gigi yg akan ditarik ke gigi lain (biasanya gigi geraham, sebagai patokan/base).

Dari 3 tahun aku memasang kawat gigi ini, sekilas progressnya terlihat lambat, namun ini terjadi karena:

  1. Aku beberapa kali jarang kontrol karena kesibukan kerja. Pernah off sampai berbulan-bulan lhoh.
  2. Gigi rahang bawah termasuk oklusi 3, dengan kata lain kesulitan/keberantakan tingkat tinggi :))
Sehingga ketika rahang atas sudah rapi, rahang bawah masih berantakan. Tapi perawatan tetap akan kujalankan sampai batas maksimal. Semoga aja bisa berhasil. Kalo rahang bawah masih kurang OK juga, rencananya aku akan minta cabut lagi: 1-2 gigi rahang bawah. Jadi butuh waktu lama lagi nih perawatannya..